Aku Ingin Merelakanmu

Bukan dengan sajak, aku ingin mengindahkan kegagalan. Bukan pula dengan puisi aku ingin mengabadikan sebuah kehilangan.
Bukan berarti aku tak mengerti tentang perandaian, kekasihku. Namun sungguh aku tak butuh, keadaan ini dianalogikan.

Bukan dengan lambaian, aku ingin mencintai perpisahan. Bukan pula dengan airmata, aku ingin melukis kesedihan. Bukan berarti aku tak mengerti tentang ungkapan, kekasihku. Namun memang sungguh aku tak butuh, rasa ini digambarkan.

Aku ingin merelakanmu dengan caraku, seperti pena yang tak sempat menulis kata pisah, sebab telah habis untuk menggores luka. Aku tak perlu kata untuk melepasmu. Pun aku tak butuh makna, arti kepergianmu. Aku hanya butuh, janganlah kamu sungkan untuk melangkah lebih jauh.

Jangan pernah jadikan bosan sebagai alasan, sayangku. Sebab memang nyatanya, pada dadaku, resahmu tak menjadi tenang. Pun pada pelukku, kembalimu tak berarti pulang.

Sayangku,
sungguh aku tak sudi, jika terus-menerus kau lukis senyummu, dengan pecahan hatimu yang tinggal setengah. Jangan kaulukai dirimu, hanya untuk membahagiakanku. Jangan. Bahkan dengan kaumemaksa pun, aku tidak akan terima.

Kembali lah segera, jika memang dia satu-satunya kauanggap rumah.

---

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »